Friday, May 15, 2020

Hidup Sebatang Kara, Tangis Nenek Masni Pecah Saat Dapat Bantuan


Hidup Sebatang Kara, Tangis Nenek Masni Pecah Saat Terima Dapat Bantuan

Tangis  Ny Masni (73) warga Desa Mekarjaya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka pecah saat menerima bantuan sembako yang disalurkan dari Polres Majalengka.

Nenek Masni sudah lama hidup seorang diri sejak ditinggal suaminya beberapa tahun lalu.

Meski memiliki anak, ia tetap sering tinggal sendiri, lantaran anaknya tersebut sering meninggalkan dirinya.

Ketika Kapolres Majalengka, AKBP Bismo Teguh Prakoso didampingi Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana dan Dandim 0617 Majalengka, Letkol Inf Harry Subarkah datang membawakan sembako, secara spontan nenek Masni kaget.

Ia pun tak kuasa menahan air matanya untuk menetes, tampak sesekali ia berusaha mengusapnya dengan tangan.

"Terima kasih Pak, khususnya Pak Polisi, Pak Kuwu," ujar Masni, Jumat (15/5/2020).

Saat rombongan kepolisian dan TNI serta orang nomor dua di Majalengka itu, nenek Masni tetap berdiri di halaman rumah sembari mengucapkan terima kasih.

Lalu, terus memandangi kepergian rombongan pemberi bantuan yang semakin menjauh dengan mata berkaca-kaca.

Kapolres Majalengka, AKBP Bismo mengatakan pembagian paket sembako ini dalam rangka Gerakan Bakti Sosial Serentak tahap II kepada Polsek jajaran Polres Majalengka untuk dibagikan ke masyarakat yang belum menerima 9 pintu bantuan dari pemerintah.

Khususnya, warga berbagai lokasi di wilayah Kabupaten Majalengka yang terdampak Covid-19 khususnya dampak ekonomi.

"Sebanyak 1500 paket sembako yakni 1000 Paket Sembako dari Polres Majalengka dan 500 Paket Sembako dari Aslog Mabes Polri," ucapnya.

Dijelaskan dia, sembako tersebut berisi beras, mie instan, minyak goreng, teh, gula yang akan dibagikan ke masyarakat yang belum menerima bantuan.

Selain orang jompo, anak yatim piatu, fakir miskin, buruh, pemulung, tukang becak, ojek pangkalan dan online, korban PHK, Keluarga Polri/anak Yatim menjadi sasaran kembali sembako tersebut.

"Nenek Masni memang pantas mendapatkan bantuan. Apalagi kondisinya sangat memprihatinkan. Ia tinggal seorang diri dan sudah tua," kata Kapolres.

"Kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk ikuti imbauan pemerintah, terapkan physical distancing, cukup dirumah saja. Sayangi diri kita, sayangi keluarga dan orang-orang disekitar kita, silahkan patuhi protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran pandemi Covid-19," jelas dia.



LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

Menteri Nadiem: Kesehatan Guru dan Siswa Harus Jadi Prioritas Utama


Menteri Nadiem: Kesehatan Guru dan Siswa Harus Jadi Prioritas Utama - JPNN.COM

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan, kesehatan pada insan pendidikan menjadi prioritas di masa Pandemi Covid-19. Itu sebabnya belajar dari rumah dinilai sebagai langkah strategis pertama pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 secara luas.

"Semenjak awal pandemi, kami langsung menerapkan program Belajar dari Rumah sebagai kebijakan nasional. Kerangka peraturan juga dibuat jauh sebelum perusahaan-perusahaan menerapkan bekerja dari rumah dan melakukan usaha pencegahan lainnya. Kami mengambil pendekatan berbasis keutamaan dalam membuat keputusan, dan keputusan pertama yang diambil adalah mengutamakan kesehatan. Keselamatan guru, siswa, dan orang tuanya merupakan prioritas utama kami," kata Mendikbud pada Konferensi Pers Internasional "Adaptasi Pendidikan Selama Covid-19", di Istana Kepresidenan Jakarta.

Indonesia adalah negara yang memiliki kepulauan terbesar di dunia dengan populasi 45,3 juta siswa dan 2,7 juta guru. Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar keempat di dunia. Hal ini menjadikan upaya penanganan dampak Covid-19 di dunia pendidikan menjadi tidak mudah dan tidak mungkin diseragamkan. Kemendikbud terus bekerja sama dengan pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memastikan masa transisi pembelajaran di sekolah menjadi belajar dari rumah dapat berjalan sebaik mungkin.  

Mendikbud mengakui pembelajaran di masa pandemi memang tidak mudah. Namun, Kemendikbud terus berupaya memastikan pembelajaran tetap terjadi. "Harus diakui situasi ini tidak optimal dan pencapaian pendidikan tidak akan sama pada saat krisis Covid-19 ini terjadi di Indonesia dan di negara lain di dunia. Kenyataan tersebut harus diterima dan berusaha mengurangi dampaknya sebanyak mungkin. Kemendikbud terus melakukan segala daya, siang dan malam untuk mencoba memperbaiki situasi ini," ungkapnya.

Namun, masa krisis ini menjadi momentum melakukan observasi guna mendapatkan umpan balik di lapangan. Kemendikbud terus berupaya menyediakan beragam solusi untuk memastikan setiap satuan pendidikan melakukan apa yang terbaik bagi mereka. Sekaligus mendorong terjadinya eksperimen guna menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam pendidikan di masa depan.

"Kemendikbud harus mengambil bagian untuk membantu menghadirkan pemahaman mengenai apa kunci utama keluar dari krisis ini dan bagaimana berpartisipasi dalam hal itu," ujar Nadiem. 

Selanjutnya, prioritas Kemendikbud adalah meningkatkan fleksibilitas penggunaan anggaran sekolah untuk menangani krisis. "Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan anggaran (Bantuan Operasional Sekolah) yang dikirimkan dari pemerintah pusat kepada sekolah-sekolah agar dapat digunakan untuk membeli alat kesehatan dan kebersihan diri, juga pulsa/data seluler untuk mendukung aktivitas pembelajaran termasuk pembelajaran daring," jelas Nadiem.

Mendikbud juga menyampaikan beberapa langkah di bidang kebudayaan. Salah satunya membuat platform agar seniman dan pegiat budaya dapat tetap tampil, menghibur dan menyemangati orang-orang yang berada di rumah melalui pertunjukan atau kelas daring. "Serta menyediakan tur virtual di museum serta situs budaya yang penting untuk mempertahankan nasionalisme selama krisis ini," ujarnya.

Belajar dari Covid-19, salah satu hikmah positif yang diambil adalah meningkatnya empati dan pemahaman orang tua kepada para guru. Di sisi lain, guru juga semakin menyadari betapa pentingnya peran orang tua dalam pendidikan. "Dimana orang tua merupakan mitra penting dalam kesuksesan pendidikan seorang siswa," ujar Mendikbud.  

Kemudian, semua pihak dapat melihat masifnya penggunaan teknologi untuk pembelajaran oleh para guru, siswa, dan orang tua. Meski didorong keterpaksaan karena kebijakan belajar dan mengajar dari rumah, tetapi ini menunjukkan pentingnya peningkatan kapasitas adaptasi kepada teknologi, serta penyediaan infrastruktur yang mendukungnya seperti jaringan internet dan listrik.

"Meskipun terlihat di banyak daerah masih berjuang dalam mengadopsi penggunaan teknologi (untuk pembelajaran), banyaknya orang yang dipaksa untuk bereksperimen dan mencoba untuk pertama kalinya, pada akhirnya hal ini mempercepat proses pengadopsian teknologi ke depannya," pungkasnya.

SUMBER

LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

Curi 3 Kotak Amal Masjid di Tegal Lalu Digunakan Dua ABG Untuk Beli Anggur Merah


tribunnews

Dua orang anak berinisial NS (16) dan FD (14) nekat mencuri kotak amal masjid di Masjid Zulfikar Noor di Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Sabtu (9/5/2020). sekira pukul 04.00 WIB.

Atas petunjuk rekaman CCTV, anggota Polsek Tegal Timur berhasil menangkap kedua anak tersebut lima hari setelah kejadian, pada Kamis (14/5/2020).

Kapolsek Tegal Timur, Kompol Agus Endro Wibowo mengatakan, dua anak tersebut mencuri kotak amal masjid lantaran ingin membeli minuman Anggur Merah Cap Orang Tua.

Ia mengatakan, ada tiga kotak amal di Masjid Zulfikar Noor yang dicuri.

Uang hasil curian sebesar Rp 600 ribu kemudian mereka belikan minuman keras Anggur Merah Cap Orang Tua.

"Motifnya hanya ingin buat mabuk saja. Mereka pernah mencoba mencuri di tiga masjid."

"Masjid pertama dan kedua gagal."

"Terus masjid ketiga mereka dapat uang Rp 600 ribu," kata Kompol Endro kepada tribunjateng.com, Jumat (15/5/2020).

Kompol Endro mengatakan, dua anak tersebut melakukan aksinya sekira pukul 04.00 pagi.

Dalam aksi yang terakhir, mereka mencuri kotak amal dengan nekat memecahkan kaca depan masjid menggunakan batu.

Akibatnya kaca masjid pecah berantakan dengan perkiraan kerugian sekira Rp 2,1 juta.

"Mereka tertangkap saat sedang mengamen di Jalan KH Mukhlas, Kelurahan Panggung," ungkapnya.

Atas perbuatannya, menurut Kompol Endro, kedua anak tersebut akan diproses secara diversi.

Ia mengatakan, kedua anak tersebut akan dipanggil ke Polsek Tegal Timur, beserta pihak Dinas Sosial Kota Tegal dan pihak perlindungan anak.

"Karena masih anak- anak, mereka akan diproses secara diversi."

"Dari Dinsos, pihak perlindungan anak kita panggil untuk memutus apa hukuman untuk mereka."

"Sanksinya nanti tergantung pada tingkat kenakalan anak," jelasnya. 

SUMBER

LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

Tulis Ini ke Jokowi Anji Kecewa Kebijakan Pemerintah


Anji Kritik Keras Soal Bandara Soekarno Hatta Ramai Penumpang, Tulis Ini ke Jokowi

Anji menjadi salah satu musisi yang mengungkapkan kegeramannya terkait situasi dan kondisi yang terjadi di tanah air saat Pandemi Corona masih berlangsung. 

Salah satu yang mencuri perhatian Anji yakni beredarnya foto kondisi Bandara Soekarno Hatta pada Kamis (14/1) pagi yang penuh sesak dengan calon penumpang. Tak cuma itu, kerumunan masyarakat juga sempat terjadi di gerai makanan cepat saji yang berada di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat saat acara penutupan operasional.

Anji pun melontarkan kritiknya lewat akun instagram. Dia pun sampai menautkan akun instagram Presiden Jokowi.

Blunder

Anji menyebut jika berkaca dari dua kejadian tersebut merupakan sebuah blunder. Di satu sisi, pemerintah sedang menggalakan PSBB, namun di sisi lain kerumunan masyarakat terjadi di sejumlah lokasi.

"LAGI-LAGI BLUNDER
Siapa yang tidak suka relaksasi? Saya sih senang relaksasi, dalam hal apapun. Masalahnya ketika proses relaksasi dalam aturan dilakukan, namun koordinasi dan kesiapan di lapangan masih payah, ya malah bisa menambah parah," tulis Anji.

anji

Lemahnya Koordinasi Antar Instansi
Anji menyebut jika apa yang terjadi saat ini merupakan bukti lemahnya koordinasi antar instansi.

"Setelah kejadian di Sarinah, apa yang terjadi di Bandara hari ini kembali jadi gambaran betapa lemahnya koordinasi antar Instansi. Berujung saling lempar asumsi," katanya.

Kecewa .
Anji mengaku jika dirinya sangat kecewa melihat dua peristiwa yang terjadi di tengah Pandemi Corona masih berlangsung.

"Sebagai salah satu warga Indonesia yang selama ini berusaha menaati peraturan yang ada, saya kecewa. Sebagai pelaku industri kreatif, saya juga mau kembali aktif. Tapi haruslah kondusif. Kalau mau dilihat, apa bedanya kerumunan Sarinah dan Bandara Soetta pagi ini dengan kerumunan dalam konser? Atau kerumunan pengunjung dalam pameran industri kreatif? Atau penonton TV di studio? Jika protokol kesehatan dilakukan terhadap tim produksi sampai penonton/pengunjung, harusnya bisa berjalan. Asal benar dalam pelaksanaan," katanya.

Bilang Begini ke Jokowi
Anji pun sampai menautkan akun instagram Presiden Jokowi. Dia meminta akan hal tersebut menjadi perhatian.

"Dear Pak @jokowi , saya tahu Bapak tidak akan membaca ini. Tapi salah satu tim media sosial Bapak pasti akan membacanya. Semoga sampai ke Bapak. Rakyat yang memperjuangkan dan diperjuangkan Bapak, menanti keputusan-keputusan tegas dengan pelaksanaan yang jelas," katanya.

Komentar Rekan Artis
Postingan Anji langsung mendapat respon dari rekan-rekan musisi dan artis. Mereka pun mengungkapkan kekecewaannya dengan kondisi yang terjadi.

"PSBB. Peraturan Sementara Bikin Bingung," tulis @wendicagur.

"Udah ngak ngerti lagi deh Ji..ampun dah," tulis @armandmaulana04.

"Aku tuh Gemesh," tulis @yunishara36.


LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

Di Tengah Kesusahan Akibat Wabah Corona, Pemerintah Menambah Kesusahan Rakyat, Itulah Kalimat Keras Din Syamsuddin Kepada Jokowi


Kalimat Keras Din Syamsuddin Ditujukan kepada Jokowi, Kezaliman Nyata! - JPNN.COM

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai rezim pemerintahan Jokowi telah melakukan kezaliman terhadap rakyat karena menaikkan iuran BPJS Kesehatan.

Din mengingatkan, kebijakan tersebut berpotensi menjadikan masyarakat tidak patuh kepada pemerintah.

"Bahwa pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan merupakan kebijakan yang tidak bijak. 

Keputusan itu merupakan bentuk kezaliman yang nyata, dan hanya lahir dari pemimpin yang tidak merasakan penderitaan rakyat. Di tengah kesusahan akibat wabah Corona, pemerintah menambah kesusahan itu," kata Din dalam keterangan yang diterima, Jumat (15/5).

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengharapkan pemerintah mau menarik kembali kebijakan yang sebelumnya sudah dibatalkan oleh Mahkamah Agung itu.

Sebab, kebijakan ini sangat melukai perasaan rakyat.

"Kita menuntut pemerintah untuk menarik kembali keputusannya, karena kalau dipaksakan maka rakyat dapat melakukan pengabaian sosial atau social disobedience," kata Din.

Din juga menanyakan pengelolaan BPJS Kesehatan selama ini.

Sebab, Din mencurigai dana masyarakat tidak digunakan sebagaimana mestinya.

LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...